Friday, October 10, 2008

entah...

Kenapa ?
Ya, kenapa ?
Hmm.. kenapa ?
Aku pun tak tahu kenapa..
Yang kutahu, aku merindukanmu...
Entah kenapa...
Memangnya kenapa ?

ga nyampe semenit.

X : hallo, may I speak to miss. S ?
N : S who ?
X : (spelling complete name)
N : wait a sec
S : hallo..
X : is it miss S ?
S : yeah
X : did u worked at PT T****M ? (sorry di bintang2in, ga enak nyebut merk, heheh)
S : yes I did.
X : okay, berarti anda pernah bekerja di perusahaan bidang telekomunikasi ya ?
S : ya.
X : apakah saat ini sudah bekerja ?
S : belum.
X : okay, kalau anda diminta untuk datang interview apakah anda bersedia ?
S : ya.
X : Baiklah, kami akan menghubungi anda kembali untuk kepastian jadwal. Terimakasih.
S : Oke.
X : Thank u.
(telfon ditutup)


Ngrasa ada yang aneh ga ??



Hahahahahahah.....
Si penelfon ga nyebutin dia syapa darimana !!!!
Hahahahahhahah...

Dan yang lebih dodolnya yang nerima telp a.k.a gw sendiri, ga nanya juga sapa lawan bicaranya... hehehehehh... si penelpon kebetulan cukup agresif, gw baru selese jawab satu kalimat dia langsung nanya pertanyaan lain. Tau-tau udah aja gitu. Dia nelpnya udah di luar jam kantor pula, tepatnya jam setengah enam sore.
Bodoh banget ga seh ???
Itu telp singkat banget pokonya, begitu telp di tutup, gw cuma bengong, who the hell is that ???
Heheheh…
Percakapan yang aneh…

11 januari

Dua hal yang langsung keinget sama gw kalo mendengar kata “11 Januari”.
Lagu yang dinyanyiin Gigi. Ultah abang gw.
*dia kayanya bisa sok-sok merengut karena statement gw ini sambil senyum-senyum girang, heheh, dulu dia bangga banget pas Gigi launch niy lagu*

Yeah, beberapa hari ini gw lagi suka dengerin lagu lama, walopun ga segitu lawasnya...
Dan lagu 11 januari salah satunya.
Gw suka liriknya. Simpel, tapi bermakna. Ga kaya lagu salah satu band yang wajah vokalisnya mirip aa penjual parfum di salah satu kios di Jatos –Jatinangor Townsquare-, heheheh...ups, no offense low. Atau kalo kata abang gw itu, mirip sama uda-uda di warung makan padang, which is statementnya dia ini bisa dimaknakan ”mukanya pasaran”, hehe..

Dulu, gw ga pernah suka Gigi low, entah kenapa.
Tapi sekarang, gw suka banget... ga cuma yang 11 Januari ya, tapi juga lagu mereka yang lainnya, walopun yang gw suka lebih ke lagu lama mereka.
Padahal lagunya dibilang terasa dekat dengan kehidupan ngga juga. Orang yang dekat ma gw juga ngga lagi suka Gigi –gw berusaha menjelaskan sindrom efek menular jadi menyukai apa yang disuka orang dekatnya- . gw juga ga tau kenapa bisa suka. Cuma waktu itu tiba-tiba pengen denger lagu yang ga pernah gw denger, dan terpilihlah lagu-lagunya Gigi. Satu dua kali, lama-lama gw jadi suka. Suka karena terbiasa. *behavioristik sekali siy, heheh*

Jadi bertanya-tanya, apa ini nunjukin bahwa kesukaan kita akan sesuatu bisa ditumbuhkan ?? maksud gw, jadi kaya yang dibilang orang jawa, witing tresno jalaran soko kulino . does it really exist ??? prinsip itu maksudnya. Jadi menurut pepatah itu, -mohon dikoreksi kalau gw salah, mengingat gw lebih tepat dikategorikan sebagai jawa murtad, hehe-, kita bisa suka sesuatu karena terbiasa dengannya.

Sesuatu bisa tumbuh dalam diri karena terpapar sama komplemen bibit tersebut terus menerus. Tentunya sesuatu bisa tumbuh kalau ada bibitnya bukan ?? coba bayangkan, bagaimana bisa ditumbuhkan kalau bibitnya saja tidak pernah ada ???

Baru-baru ini seorang teman cerita kalau ia memutuskan untuk menerima lamaran seseorang yang sudah sekian lama menantinya, karena ia sudah lelah untuk mengejar orang lain yang ia cintai dengan sepenuh hati. Katanya, dia akan belajar untuk mencintai orang tersebut.
Iya kalau rasa itu bisa timbul. Kalau tidak ?
Haruskah pernikahan dikorbankan atas nama pilihan dicintai dan mencintai ? harus ya memilih diantara keduanya ? tak bisakah keduanya ada dalam kehidupan sebuah pasangan ? Pasangan, dua orang, dicintai dan mencintai, dengan kata lain saling mencintai.

Berada dalam posisi dicintai seseorang memang posisi paling aman. Sifatnya pasif, menerima. Tapi terasa egois ga siy ? lalu, jika memang terjadi timbal balik dalam relasi tersebut, apa enaknya menyerahkan milik kita yang paling berharga –virginitas, perasaan, perhatian, kehidupan, cita2, mimpi2, dan hal personal lainnya- ke orang yang ga kita cintai samasekali ? itu bukan berbagi namanya, tapi itu bodoh.

Yah, tapi suatu pepatah ada karena ada kejadiannya. Mungkin memang benar adanya. Witing tresno jalaran suko kulino.

*Untuk seorang teman, sahabat, saudaraku yang dengan keberanian sangat besar memilih resiko mengambil peran dicintai, tanpa (belum) mencintai. Apapun keputusan lo, gw hargai & dukung, meskipun buat gw itu konyol, heheh*

Salah 1 alasan kenapa eksistensialisme gw sukai.

Ada berbagai jenis orang di muka bumi ini.

Ada yang senang bicara dengan berterus terang. Blak-blakan, apa adanya. Straight to the point.

Ada yang senang untuk bicara muter-muter ga jelas untuk menyampaikan maksudnya. Heheh, untuk yang satu ini kebanyakan diidap sama suku jawa. Ups, no offense lho..

Ada yang bisa menyayangi orang tanpa mengharap balasan.

Ada yang beranggapan bahwa rasa sayang yang dia berikan ke orang haruslah berbalas, kalau tidak itungannya dia rugi. Yang satu ini penganut mazhab pedagang, heheh, semuanya harus berbasis pada keuntungan di dirinya.

Ada juga yang terbiasa fight buat sesuatu yang dia pikir layak dikejar, atau paling tidak, dia tidak terbiasa mendapatkan sesuatu dengan mudah, sehingga dia harus fight buat dapetinnya. Seperti anak-anak laskar pelangi itu. Mereka (sorry, yang lebih tepat dia, karena yang berhasil hanya satu, dua lah) bisa menjadi besar karena mereka fight buat itu. Sesuatu yang (seharusnya) membuat mereka menjadi orang2 yang kuat secara mental.

Ada yang punya mimpi-mimpi indah dan besar. Mimpi yang tidak hanya berorientasi pada dirinya, tapi juga untuk banyak orang disekitarnya. Dan berusaha untuk mewujudkannya.

Ada yang punya mimpi besar, tapi hanya membiarkannya tetap menjadi sebuah mimpi.

Ada yang hanya membiarkan hidupnya mengalir begitu saja. Tanpa kejutan. Tanpa rencana. Tanpa mimpi. *bisa dipastikan, suatu hari di masa tuanya, ia akan terbangun dari tidurnya dan tersadar bahwa ia telah menjalani hidupnya begitu2 saja dan tidak pernah memiliki mimpi untuk diwujudkan, dan tak lama kemudian, akan mati perlahan-lahan karena kekecewaan*.

Ada yang keluar dari pekerjaan yang telah memberikan penawaran besar dan menarik.

Ada yang menjadi guru di pedesaan hanya dengan bayaran singkong, beras, itu pun kalau ada yang mampu membayar. Kalau ngga ya ngga apa-apa. Tanpa sarana dan prasarana terbatas.

Ada yang mengambil pekerjaan yang padahal tidak dia sukai, tapi ia membutuhkan uang dan penawaran lain yang diberikan perusahaan.

Ada yang memutuskan pacarnya yang baik dan setia dengan kecantikan/kegantengan rata-rata, padahal sebenarnya ga jelek-jelek amat, manislah, demi mengejar orang lain yang cantik jelita/ganteng dan dandy, meskipun orang itu tidak tertarik padanya.

Ada yang tetap single sampai umur 30 sekian, atau bahkan sampai mati, padahal yang datang padanya meminta menjadi pasangannya banyak.

Semua itu pilihan.
Ya, Menjadi itu adalah pilihan setiap orang.
Setiap orang bebas memilih untuk menjadi apa, dengan mempertimbangkan segala konsekuensi dibelakangnya.
Lagi-lagi, menjadi itu adalah pilihanmu sendiri.
Its all up to you, mau menjalani hidup seperti apa.


Jakarta, 08 Oktober 2008
2.48 pm

Ps : untuk D.F.I selaku guru dari eksistensialisme, dan teman-teman lain penganut mazhab itu, mohon koreksinya kalau ada kesalahan pada tulisan diatas, ya, karena saya hanyalah anak kemarin sore di dunia tersebut ;)

Makian di tengah malam

Damn…
Lagi-lagi..
Badan ga mau kompromi sama pikiran yang menggedor-gedor minta dituang ke dalam tulisan.
Uuggghhh....


Jakarta, 07 Oktober 2008
1.39 am

Thursday, October 9, 2008

pssstttt.....

Don’t speak
I know just what r u saying
So please stop explaining
Don’t tell me cause it hurt

Don’t speak
I know what u r thinking
I don’t need ur reason
Don’t tell me cause it hurt
*kutipan lagu don’t speak-no doubt*

Lagu yang tiap gw mendengarnya, selalu bertanya-tanya, apa iya kita tahu apa yang dipikir orang lain ?? apakah diantara dua kepala yang berbeda bisa menangkap apa yang ada didalam kepala lainnya ?? dua kepala, dua badan, dua jiwa, dan dua pengalaman berbeda. Meraba-raba mungkin, tapi untuk tahu secara exact, kayanya ngga. Ini yang membuat materi tentang komunikasi menjadi salah satu bahan yang laku dijual. Heheh…

Yang lebih parah, kita mengira kita tahu apa yang dipikir dan dirasa sama orang lain, lalu kita tidak memintanya untuk memberikan penjelasan apa-apa cuma karena menghindari sakit. Hahaha, double jeopardy.

Jadi teringat salah satu teori yang diajukan sama R.D Laing tentang spiral of reciprocal perscpective. Dia membahas tentang persepsi yang ada dalam diri seseorang terkait dengan interaksinya dengan orang lain. Masing-masing berpikir bahwa rekan interaksinya mengerti atau mengetahui alasan dia bersikap seperti itu, dan masing-masing lainnya tidak mengklarifikasi atau mengkomunikasikan kenapa ia melakukan ini itu. Dia pikir dia tahu. Padahal ngga.

Jadi, kalau dalam konteks lagu diatas, menurut saya sepahit apapun itu, sampaikan saja. Perjelas semuanya, A to Z.

Menelan yang pahit kadang memang tidak enak, tapi kalau itu dilakukan sesekali dan untuk kesehatan, kenapa ngga ??
Lebih baik sampaikan saja semuanya, jujurkan apa yang perlu dijujurkan, daripada nantinya jadi unfinished business… yang akan menghantui seumur hidupmu.
*ups, unfinished business ??? kaya kenal ;)*

Yang pahit-pahit atau menyakitkan biasanya membuat luka lebih cepat sembuh low. Heheh… seperti albothyl* yang dengan kejamnya memberi sensasi perih luar biasa tapi karenanya bisa menyembuhkan sariawan dalam semalam.
* salah satu obat sariawan, tetapi kini setelah improvisasi ramuan obat tersebut tidak lagi menimbulkan efek rasa sakit*.

Don’t u ever do that (again) !!!!!

God bless us with the thing called intuition…
it can prevent us from something bad…
don’t ignore it,
because, shit does happen…


huhu… tadi gw “kejebak” dalam sebuah acara yang seharusnya ga gw datengin…
padahal sebelumnya gw udah ngrasa ga enak dan ga yakin banget untuk dateng… tapi demi memenuhi keingintahuan maka gw memutuskan berangkat…
dan ternyata itu adalah suatu kesalahan besar !!!!
gw langsung menyesal udah ngabai-in (ngabai-in ?? bahasa apa itu ???) feeling gw yang nge-warn untuk tidak datang….
Sumpah gw sebel banget….
Dulu gw juga pernah ngabai-in feeling gw dan tnyta gw ditimpa kesialan...
Jadi pelajaran moral hari ini adalah,
Dont u ever ignore ur intuition... (again) !!!!

They have their own way to love another…

Kemaren gw nelp sepupu gw *yang sangat gw sayang itu*. Kami ngobrol panjang lebar… diantaranya gw cerita tentang masalah yang gw hadapi dalam ngerjain skripsi… mule dari A-Z tentang skripsi gw ceritain…
Trus dia memberikan masukan supaya rasa pusing gw bisa terkurangi…
Dan dia menyarankan gw untuk merokok aja gitu... ^_^
”ngrokok itu makruh ko buat ce&co” gitu katanya…
Hehe…dia emang perokok berat……

Lain hari gw bercerita ke dia tentang kebingungan gw dalam menentukan hadiah yang akan gw berikan kepada seorang sahabat yang lagi rapuh… sesuatu yang bermakna bahwa dia (temen gw yang lagi rapuh) bisa berpegangan pada gw & sahabat lainnya kapanpun dia butuh… dan sepupu gw itu menyarankan untuk memberikan GAGANG PINTU dunk… ^_^ lalu saran ke dua, ALQURAN, ya bener juga siy kita emang harus berpegang pada alquran, tapi bukan itu yang gw maksud, dan saran ketiga, cd yang isinya lagu2 ceria…

Hehe…
Bener-bener Simpel, lugas, polos, dan konyol…


Bandung, 29 nov ‘07

Tuesday, October 7, 2008

.GW.

Karena gw, dia menemukan tempat yang nyaman untuk bersandar yang sebelumnya jarang ia temukan, dan tidak pernah ia lakukan juga untuk bersandar di sembarang tempat.

Karena gw, dia sempat menjadi lebih tenang.

Karena gw, dia bisa ga nengok-nengok lagi ke yang lain, walopun dulu terhadap yang sebelumnya suka sesekali jail sedikit, meskipun tidak berarti menghilangkan template kesetiaan dalam dirinya.

Karena gw, dia belajar lagi tentang menjadi dewasa. Juga menjadi Kanak.

Karena gw, dia belajar terbuka terhadap keluarganya, bicara tentang perasaan. Sesuatu yang ga pernah ia lakukan sebelumnya.

Terhadap gw, dia benar-benar menjadi dirinya sendiri, apa adanya.

Karena gw, dia belajar untuk bersabar.

Karena gw, dia bahkan sempat membelokkan sejenak mimpi-mimpi besarnya, untuk hidup sederhana, ya, cuma karena seorang gw...

Terhadap gw, dia membagi ketakutannya yang paling dalam.

Karena gw, dia sempat merasa terombang ambing dalam ketidakpastian.Lalu Karenanya, dia belajar untuk ga berharap lebih. Jalani saja apa yang ada.

Dan setelah semua yang gw lakukan ke dia, sekarang dia harus terbangun dengan paksa dari tidurnya, karena semua dongeng telah selesai terbacakan, terpuaskan.
ya, mungkin sebenarnya itu semua gw lakukan karena menurut gw, keberadaan dia cuma untuk membuat seru sebuah permainan antara gw dengan seorang yang lain, yang saat ini masih menghuni ruang sunyi gw.

Benar-benar cuma sedangkal itukah ?
Sepertinya begitu.
Maaf ya...


Jakarta, 08 Oktober 2008
1.25 am