Sunday, November 16, 2008

tentang seorang pengemis dan anaknya

Satu ibu menggendong seorang anak berusia hitungan bulan. Anak yang lusuh, dekil, kulit hitam, tidak ada keceriaan dalam tatapan matanya, ingus yang meleleh dari hidung sampai mendekati bibir atasnya, bentuk kepala yang sedikit lebih besar dibanding badannya yang kurus kering, rambut kuning kecoklatan dengan gurat kasar dan kaku. Bekas tetesan air mata di pipi yang telah mengering di kulitnya yang kotor –entah apa yang membuatnya menangis dan juga terdiam, mungkin lapar, mungkin mengantuk, mungkin penasaran akan sesuatu yang lewat di dekatnya, entahlah-.

Sementara si ibu –anggap saja dia ibu si anak kecil- yang menggendongnya berpakaian lusuh pula dan warna pakaian yang bladus, dengan tambahan kain yang melilit untuk menutupi kepala sekenanya, kulit tubuh yang juga hitam, dekil, sedikit gemuk, tatapan mata yang tampak memaksa orang lain untuk memberikan sesuatu kepadanya, kepasrahan, bukan, melainkan lebih kepada kepasifan. Menggenggam sebuah kantong plastik yang sudah lecek bekas kemasan permen.

Berkeliling turun naik dari satu bis kota ke bis lainnya, terpapar oleh debu dan racun dari kendaraan yang lalu lalang, mengharap belas kasih para penumpang untuk memberikan entah selembar seribuan rupiah, atau bahkan hanya untuk sebuah koin recehan untuk menyambung hidup dirinya dan si anak yang entah berapa jumlah anak yang dimilikinya.

Si anak, yang masih dalam usia perkembangan, pasti membutuhkan makanan dan juga susu yang tidak sedikit. Akan makan apa kah dia ?? sang Ibu yang kondisinya ”tidak sehat” mungkin tidak akan bisa menghasilkan asi yang banyak dan layak bagi anaknya. Sementara dengan penghasilan sang ibu yang tidak menentu, sepertinya si anak tidak akan bisa mencecap gurihnya susu bayi, atau nikmatnya aneka bubur yang tersedia di pasaran.

Makan air tajin mungkin ?? ah, mampukah sang ibu sekedar membeli beras dan menanaknya sehingga bisa dihasilkan tajin ?

Minum air putih ?? semoga dunia masih mau berbaik hati untuk memberikan air putih sesuai kebutuhan si anak.

Tubuh kecil dan ringkih itu, apa saja kah yang telah ia telan sehingga bisa hidup bertahan sekian lamanya ???

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home