Friday, October 10, 2008

Salah 1 alasan kenapa eksistensialisme gw sukai.

Ada berbagai jenis orang di muka bumi ini.

Ada yang senang bicara dengan berterus terang. Blak-blakan, apa adanya. Straight to the point.

Ada yang senang untuk bicara muter-muter ga jelas untuk menyampaikan maksudnya. Heheh, untuk yang satu ini kebanyakan diidap sama suku jawa. Ups, no offense lho..

Ada yang bisa menyayangi orang tanpa mengharap balasan.

Ada yang beranggapan bahwa rasa sayang yang dia berikan ke orang haruslah berbalas, kalau tidak itungannya dia rugi. Yang satu ini penganut mazhab pedagang, heheh, semuanya harus berbasis pada keuntungan di dirinya.

Ada juga yang terbiasa fight buat sesuatu yang dia pikir layak dikejar, atau paling tidak, dia tidak terbiasa mendapatkan sesuatu dengan mudah, sehingga dia harus fight buat dapetinnya. Seperti anak-anak laskar pelangi itu. Mereka (sorry, yang lebih tepat dia, karena yang berhasil hanya satu, dua lah) bisa menjadi besar karena mereka fight buat itu. Sesuatu yang (seharusnya) membuat mereka menjadi orang2 yang kuat secara mental.

Ada yang punya mimpi-mimpi indah dan besar. Mimpi yang tidak hanya berorientasi pada dirinya, tapi juga untuk banyak orang disekitarnya. Dan berusaha untuk mewujudkannya.

Ada yang punya mimpi besar, tapi hanya membiarkannya tetap menjadi sebuah mimpi.

Ada yang hanya membiarkan hidupnya mengalir begitu saja. Tanpa kejutan. Tanpa rencana. Tanpa mimpi. *bisa dipastikan, suatu hari di masa tuanya, ia akan terbangun dari tidurnya dan tersadar bahwa ia telah menjalani hidupnya begitu2 saja dan tidak pernah memiliki mimpi untuk diwujudkan, dan tak lama kemudian, akan mati perlahan-lahan karena kekecewaan*.

Ada yang keluar dari pekerjaan yang telah memberikan penawaran besar dan menarik.

Ada yang menjadi guru di pedesaan hanya dengan bayaran singkong, beras, itu pun kalau ada yang mampu membayar. Kalau ngga ya ngga apa-apa. Tanpa sarana dan prasarana terbatas.

Ada yang mengambil pekerjaan yang padahal tidak dia sukai, tapi ia membutuhkan uang dan penawaran lain yang diberikan perusahaan.

Ada yang memutuskan pacarnya yang baik dan setia dengan kecantikan/kegantengan rata-rata, padahal sebenarnya ga jelek-jelek amat, manislah, demi mengejar orang lain yang cantik jelita/ganteng dan dandy, meskipun orang itu tidak tertarik padanya.

Ada yang tetap single sampai umur 30 sekian, atau bahkan sampai mati, padahal yang datang padanya meminta menjadi pasangannya banyak.

Semua itu pilihan.
Ya, Menjadi itu adalah pilihan setiap orang.
Setiap orang bebas memilih untuk menjadi apa, dengan mempertimbangkan segala konsekuensi dibelakangnya.
Lagi-lagi, menjadi itu adalah pilihanmu sendiri.
Its all up to you, mau menjalani hidup seperti apa.


Jakarta, 08 Oktober 2008
2.48 pm

Ps : untuk D.F.I selaku guru dari eksistensialisme, dan teman-teman lain penganut mazhab itu, mohon koreksinya kalau ada kesalahan pada tulisan diatas, ya, karena saya hanyalah anak kemarin sore di dunia tersebut ;)

2 Comments:

Anonymous Anonymous said...

numpang lewat :)

sedikit cerita, teman saya yang eksistensialis...

Akhir-akhir ini kerjaannya duduk di pinggiran kanopi kampus, pasang tampang suicidal, tenggelam dalam pikirannya sendiri.

Haduuuh, dia baca apaan sih akhir-akhir ini? Perasaan dulu waktu mulai kenalan ma eksistensialisme literaturnya samaan deh...

October 15, 2008 at 9:44 AM  
Blogger ....WasiL.... said...

maxuuutttt looooo ???

heheh..
temanmu saja kali yang overdosis dalam membaca buku2..

heheh,
dia tenggelam,atau menenggelamkan diri ?
serupa tapi tak sama.
heheh..

October 16, 2008 at 9:47 PM  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home