Saturday, March 22, 2008

Ku berdoa untukmu seorang, sayang….

18 maret 2008. ini ketiga kalinya tubuhmu tertoreh pisau dan juga alat bedah lainnya. Ketiga kalinya kau berjuang untuk hidupmu, untuk hal yang tidak kau ketahui mengapa bahkan sebelum terlahir pun beberapa bagian tubuhmu tidak bekerja seperti seharusnya.
Marah, kesal, merasa tersakiti, sedih, ingin berontak, itukah yang ingin kau sampaikan melalui tangis dan hentakan kaki & tanganmu ???
Jika saja kau bisa bicara, tentu akan lebih mudah bagimu dalam menyalurkan perasaanmu.
Ingatkah kau pada operasi keduamu ? dimana jahitan pada diafragma-mu harus diulangi karena lepas akibat tangisan mu yang keras itu... juga akibat gerakanmu yang banyak dan tidak terkendali... karena hanya itu cara yang kau pahami untuk menyalurkan rasa yang kau alami bukan ?
Maafkan aku yang kali ini tidak dapat mendampingi di sisimu,
Revisi skripsi ? itu hanyalah alasan yang kubuat-buat...
Bagaimana bisa aku menguatkanmu, ibu-bapakmu, bahkan untuk sekedar menggengam tangan mungilmu pun terasa sulit, jujur, aku tidak cukup punya kekuatan untuk menguatkan diri sendiri...
Maafkan aku yang lemah melihat dirimu yang terus berjuang untuk hidupmu,
Maafkan aku yang lemah melihatmu meronta, bersikeras melepas semua selang, kabel dan jarum yang menempel di tubuhmu...
sungguh, kuingin ada bersamamu, mendampingimu...
Berjuanglah sayang,
Kami semua berdoa untukmu seorang...

Bandung,
19.03.08

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home